Senibudayabetawi.com – Di balik rumah adat Betawi, tersimpan ragam ukiran dengan motif-motifnya yang khas dan unik. Motif geometris seperti segi empat, belah ketupat, hingga bulat yang biasanya terlihat di daun pintu, jendela rumah orang Betawi. Nah, salah satu ukiran yang khas dimiliki orang Betawi yakni ukiran tapak dara. Bukan sekadar hiasan, ukiran ini memiliki makna mencerminkan kehidupan dan keahlian masyarakat Betawi dalam bercocok tanam.
Rumah adat Betawi secara umum mempunyai bentuk terbuka yang menandakan keterbukaan masyarakatnya baik itu dengan masyarakat lain maupun alam. Bahkan, alam sekitar mampu menjadi refleksi dan dimanifestasikan dalam ragam budaya, tak terkecuali ukiran.
Pada dasarnya masyarakat Betawi memang sudah dikenal dekat dengan alam. Berbagai keragaman hayati di alam dimanfaatkan oleh masyarakat Betawi. Tapak dara merupakan nama bunga yang memiliki khasiat mengobati berbagai macam penyakit kulit sampai penyakit dalam. Ini sekaligus menjadikan bunga tapak dara dikenal dekat oleh masyarakat Betawi dan sering dijadikan sebagai ragam hias.
Keahlian Bercocok Tanam Masyarakat Betawi
Masyarakat Betawi sejak dulu dikenal sebagai masyarakat agraris yang memiliki keahlian dalam bercocok tanam. Mereka mampu memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman obat seperti bunga tapak dara. Keterampilan bercocok tanam ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari mereka, di mana halaman rumah seringkali ditanami berbagai jenis tanaman, baik untuk konsumsi maupun sebagai tanaman hias.
Ukiran tapak dara pada rumah adat Betawi menjadi bukti nyata akan keakraban masyarakat Betawi dengan alam dan tumbuhan. Motif ini tidak hanya memperindah tampilan rumah, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan. Ukiran ini juga bermakna agar semua penghuni yang ada di dalam rumah selalu sehat.
Ramadani Wahyu