Senibudayabetawi.com – Idul Adha identik dengan momen kebersamaan dan hidangan lezat yang dihidangkan bersama keluarga. Di antara berbagai hidangan khas Idul Adha, semur daging khas Betawi selalu menjadi primadona yang tak boleh dilewatkan. Perpaduan rasa manis, gurih, dan rempah-rempah khas Betawi dalam semur daging ini mampu membangkitkan selera dan menghangatkan suasana kumpul keluarga.
Hidangan ini biasanya dimasak menggunakan daging sapi yang direbus hingga empuk dan kemudian dimasak kembali dengan bumbu rempah-rempah spesial, seperti bawang merah, bawang putih, kecap manis, pala, kayu manis, cengkeh, dan daun salam.
Tak hanya lezat, semur daging Betawi juga kaya akan nilai budaya. Penyajiannya yang hangat dan penuh cita rasa mencerminkan keramahan dan kehangatan masyarakat Betawi. Menyantap semur daging Betawi bersama keluarga di Hari Raya Idul Adha menjadi tradisi yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mempererat tali persaudaraan.
Semur daging Betawi memiliki sejarah panjang dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner masyarakat Betawi.
Akar Budaya dan Perpaduan Kuliner
Sejarah semur daging Betawi tak lepas dari pengaruh budaya Belanda, Tiongkok, dan Arab yang berpadu dengan budaya lokal Betawi. Nama “semur” sendiri berasal dari bahasa Belanda “smoor” yang berarti merebus daging dengan api kecil.
Akulturasi lain yaitu penggunaan kecap manis, yang merupakan pengaruh dari budaya Tiongkok lalu menjadi ciri khas semur daging Betawi. Perpaduan rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, lada, pala, kayu manis, dan cengkeh, yang banyak digunakan dalam masakan Arab, turut memperkaya cita rasa hidangan ini.
Tradisi dan Makna Budaya
Semur daging Betawi tak hanya hidangan biasa, tetapi juga memiliki makna budaya yang mendalam bagi masyarakat Betawi. Hidangan ini sering disajikan pada momen-momen penting seperti Lebaran, pernikahan, hingga perayaan Idul Adha.
Menyantap semur daging Betawi bersama keluarga dan kerabat menjadi simbol kebersamaan, kehangatan, dan rasa syukur. Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Betawi.
Evolusi dan Varian Semur Daging Betawi
Seiring waktu, semur daging Betawi mengalami evolusi dan variasi. Kini, terdapat berbagai resep dan variasi semur daging Betawi yang dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Beberapa variasi populer meliputi semur daging jengkol, semur daging kentang, dan semur daging telur. Variasi ini menunjukkan kekayaan kuliner Betawi dan kemampuannya beradaptasi dengan selera masyarakat yang beragam.
Resep Semur Daging Betawi
Bahan-bahan:
- 500 gram daging sapi (pilih bagian yang cocok untuk semur, seperti bagian daging sandung lamur atau has dalam)
- 3-4 siung bawang putih, cincang halus
- 4-5 buah bawang merah, iris tipis
- 2 lembar daun salam
- 3 buah cengkeh
- 2 batang serai, memarkan
- 2 sendok makan kecap manis
- 2 sendok makan kecap inggris
- 1 sendok teh gula merah, sisir
- Garam secukupnya
- Merica secukupnya
- Air secukupnya
- Minyak goreng secukupnya
Langkah-langkah:
- Potong daging sapi menjadi dadu kecil sesuai selera.
- Panaskan sedikit minyak goreng dalam wajan, kemudian tumis bawang putih dan bawang merah hingga harum.
- Masukkan potongan daging sapi ke dalam wajan, aduk-aduk hingga berubah warna.
- Tambahkan daun salam, cengkeh, dan serai. Aduk rata.
- Tuangkan air secukupnya hingga daging terendam. Biarkan mendidih.
- Setelah mendidih, tambahkan kecap manis, kecap inggris, gula merah, garam, dan merica secukupnya. Aduk rata.
- Tutup wajan dan masak dengan api kecil hingga daging menjadi empuk dan bumbu meresap. Sesekali diaduk agar tidak gosong.
- Cicipi semur dan sesuaikan rasa jika diperlukan.
- Angkat semur daging sapi klasik dari wajan dan sajikan hangat.
- Semur daging sapi klasik biasanya disajikan dengan nasi putih hangat atau lontong. Anda juga bisa menambahkan irisan bawang merah goreng sebagai hiasan. Selamat mencoba!
Ramadani Wahyu