Inilah Pemain Lenong Betawi yang Populer pada Masanya

Inilah Pemain Lenong Betawi yang Populer pada Masanya

Senibudayabetawi.comLenong merupakan kesenian Betawi yang mengandung berbagai unsur kebudayaan yang mewakili kehidupan masyarakat Betawi. Kesenian Betawi ini mengkombinasikan antara teater, pertunjukan silat, bodoran atau lawak diiringi musik gambang kromong.

Lenong berkembang sejak akhir abad 19 atau awal abad 20. Tepatnya saat seni teater yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat Betawi, seni yang sama yakni “komedi bangsawan” dan “teater Opera” yang telah ada saat itu. 

Seniman Betawi Firman Muntaco menyebut bahwa revolusi dari proses teater lenong musik Gambang Kromong dan tontonan telah terjadi sejak 1920-an. Konon, pertunjukan lenong Betawi tempo dulu digunakan untuk pertunjukan ngamen, tak seperti saat ini yang digunakan untuk memeriahkan pesta. 

Menurut Dananjaja, lenong adalah proses teaterisasi dari perkembangan musik gambang kromong, yang kemudian ditambah unsur ”bodoran” berupa lawak tanpa rangka plot cerita. Rangkaian lawak tanpa plot cerita itu selanjutnya mengalami penambahan ”banyolanbanyolan” pendek yang terdiri dari beberapa adegan sehingga merupakan lakon yang belum utuh.

Dalam pertunjukkan semalam suntuk, kesenian lenong ini berhasil membawakan lakon panjang yang terdiri dari puluhan adegan merupakan lakon utuh dan selesai.

Seniman lenong yang paling terkenal pada masanya sampai negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Ini sekaligus membuktikan bahwa nama Betawi sudah maju dengan budaya yang dimilikinya. Anapun seniman Lenong yang tersohor antara lain:

H. Bodong

Haji Bodong lahir dan besar di Jakarta pada 15 September 1932. Nama yang begitu lekat di telinga masyarakat Indonesia, khususnya pencinta seni peran, terutama lenong Betawi. Nama Bodong berasal dari kedua orang tuanya yang kemudian menjadi panggilannya sehari-hari yang menurutnya pembawa hoki.

Perjalanan karier Haji Bodong berawal sejak ia masih berusia remaja. Desakan ekonomi keluarga mendorongnya untuk bekerja membantu orang tua. Ia pun kemudian bergabung dengan grup lenong, Topeng Bokir, dimana ia kala itu berkeliling dan mementaskan lenong dari kampung ke kampung. Karirnya di dunia lenong terus menanjak.

Namanya mulai bersinar di era tahun ’70-an hingga awal ’80-an. Saat itu lenong memasuki masa keemasan sebagai acara primadona televisi. Bersama Bokir, Nasir dan Mpok Nori, ia kerap menampilkan humor khas Betawi.

H. Bokir

H. Muhammad Bokir bin Dji’un (25 Desember-18 Oktober 2002) adalah seorang aktor dan seniman Topeng Betawi. Terlahir dari pasangan Mak Kinang & Dji’un, H. Bokir telah menggeluti seni topeng Betawi sejak usia 13 tahun.

Bahkan, pada 1966, Bokir telah mendirikan sanggar atau grup kesenian Betawi bernama Topeng Betawi Setia Warga. Di usia 50-an, Bokir boleh dikatakan sukses sebab ia bersama sanggarnya mampu tampil sekitar 15 kali dalam kurun waktu satu bulan.

Perawakannya yang memancing tawa, spontanitas Bokir tak diragukan lagi. Tanpa skenariopun ia bahkan bisa membuat orang tertawa.

Bokir banyak main film di tahun 1980-an, mulai dari film Begadang karena Penasaran (1980) hingga Wanita Harimau (Santet II) (1989). Ia bahkan juga sempat main ke negeri jiran Malayia dan Singapura pada tahun 1982.

Mandra

H. Mandra Yusuf Sulaiman (2 Mei 1964) adalah pemeran, pelawak, penyanyi, dan produser Indonesia. Kendati demikian, Mandra mengawali kariernya melalui lawakannya di Topeng Betawi Setia Warga yang dipimpin pamannya, H. Bokir.

Nama Mandra melejit setelah perannya dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Kakak dari komedian Omaswati dan Mastur ini pun mendirikan sebuah rumah produksi bernama Viandra Productions. Beberapa film yang dibintanginya yaitu Yang Masih di Bawah Umur, Musnahkan Ilmu Santet, dan Tamu Tengah Malam (1985). Lalu ada juga Melacak Tapak Harimau, Buronan, Pembalasan Si Mata Elang (1989).

Mpok Nori

Hj. Nuri Sarinuri binti Kenan (10 Agustus 1930-3 April 2015) dikenal sebagai Mpok Nori adalah pemeran, pelawak dan pelenong Indonesia. Nori merupakan salah satu ikon komedi Betawi yang juga pendiri Grup Lenong Sinar Noray.

Saat kecil, Mpok Nori bercita-cita menjadi jururawat, tapi kandas karena dilarang oleh orang tuanya. Mak Nori merupakan anak dari Kenan (Baba Kenan) dan Mak Kemah, pemain rebab dan gendang yang kemudian membentuk grup Topeng Betawi bernama Gang Makyong.

Awal karier Mpok Nori dimulai dari pentas lenong Betawi bersama Bokir dan dikenal luas dalam seiral Pepesan Kosong (1993-1995) bersama Malik dan Bolot.

Selain akting, Mpok Nori juga mempunyai kemampuan seperti bermain silat dan menyanti. Ia bahkan mempunyai kaset rekaman berjudul Sampah. Pada 1980-an, berkat prestasinya di bidang kesenian, Mpok Nori menjadi dosen kehormatan Jurusan Tari di LPKJ (sekarang IKJ).

Benyamin Sueb

Penyanyi, pelawak, pemain dan produser film orang Betawi asli. Kelahiran Kemayoran, Jakarta 5 Maret 1939 dan meninggal di Jakarta, 5 September 1995. Sejak kecil, Benyamin Sueb sudah merasakan getirnya kehidupan. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tak menentu, Benyamin sejak umur tiga tahun diijinkan ngamen keliling kampung dan hasilnya buat biaya sekolah kakak-kakaknya.

Kariernya Benyamin dimulai sebagai penyanyi (1968), bermodal suara antara bariton dan bas, membawakan lagu-lagu khas Betawi. Logat Betawinya yang kental dengan ekspresi apa adanya terlihat dalam lagu-lagu yang ia ciptakan, seperti Si Jampang; Ondel-ondel; Bang Puase; Nyai Dasima; Terasi Garem; Tukang Kredit.

Pada era 80-an, nama Benyamin S sangat kondang di tanah air sebagai pelawak, pemain film hingga lenong Betawi. Wajahnya kerap muncul di layar kaca maupun layar perak.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.