Dinamika Musik Gambang Kromong di Betawi

Dinamika Musik Gambang Kromong di Betawi

Senibudayabetawi.com Gambang Kromong dalam masyarakat Betawi merupakan gabungan dari beberapa budaya yang saling berpengaruh mulai dari alat musik gesek dan tiup dari Cina, alat musik gendang dari Sunda, alat musik gambang kromong, kremon, kempur, kekurek, gong dari Jawa.

Gambang Kromong diambil dari nama dua alat perkusi yaitu gambang dan kromong yang terdiri dari 18 buah bilahan, biasa terbuat dari kayu suangking, atau huru kayu sebagai bahan dasar pembuatan gambangnya. Sementara sebagian bahan dasar untuk membentuk kromong terbuat dari perunggu atau besi dan terdiri dari sepuluh buah.

Sejatinya gambang kromong ini awalnya lekat dengan orang-orang Tionghoa, terutama dari kalangan atas. Namun mulai merambah termasuk ke Betawi. Dalam Akulturasi Budaya Betawi dan Islam dalam Kesenian Gambang Kromong, semakin banyak orang Tionghoa yang tinggal di komunitas lokal Betawi, semakin banyak pula kelompok orkestra Gambang Kromong.

Ini terlihat di Jakarta Utara dan Jakarta Barat dibandingkan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Sekarang istilahnya adalah “Gambang Kromong Asli” dan “Gambang Kromong Kombinasi”. Apa perbedaannya?

Pada tahun 1937 popularitas kesenian gambang kromong semakin terkenal seiring mulai tumbuh pemusik yang pemainnya hanya orang Tionghoa, yaitu Gambang Kromong Ngo Hong Lao.

Uniknya pada saat itu, tangga nada yang digunakan bukanlah slendro, seperti gamelan pada umumnya. Namun, menggunakan tangga nada Tshi Che, yang merupakan tangga nada khas Cina.

Demikian musik yang dimainkan pun berasal dari lagu khas Cina, atau yang sering disebut sebagai pat fem. Dalam memainkannya juga menggunakan alat musik Cina, contohnya adalah Sam Hian yang merupakan alat musik petik.

Alat musik orkestra ini terdiri dari gambang kayu, satu set kromong, empat buah biola Cina dengan berbagai ukuran, satu buah alat musik gesek (sam hian). Ada juga alat musik perkusi bambu dan dua buah alat musik jenis cengceng yang disebut Ning nong, sepasang panci yaitu dua buah potongan-potongan itu disatukan untuk menghasilkan ranah tempo musik.

Gambang Kromong Menarik Perhatian Orang Betawi

Perkembangan gambang yang semula hanya menarik perhatian peranakan Tionghoa mulai menarik perhatian masyarakat lokal. Pada tahun 1880, di dukung oleh Tan Wangwe Bek (Wijkmeester) Pasar Senen Teng Tjoe, kromong mulai digunakan dalam orkes gambang. Lagu-lagunya termasuk lagu Sunda yang terkenal. Sejak itulah nama Orkestra Gambang Kromong dikenal lebih luas.

Banyak faktor yang menyebabkan popularitas kesenian gambang kromong mulai menanjak. Salah satunya adalah banyaknya artis musik pop yang berkontribusi di dalamnya. Misalnya, tokoh Benyamin Sueb, Ida Royani, Lilis Suryani, Herlina Effendi yang mulai ikut serta di dalamnya.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.