Senibudayabetawi.com – Orang Betawi tempo dulu sering kali menjadikan batik sebagai bagian dari busana mereka sehari-hari. Padu padan kebaya tak lengkap rasanya tanpa batik yang tentunya berwarna cerah khas Betawi.
Jakarta pernah menjadi salah satu sentra industri di Indonesia. Tepatnya, sejak paruh pertama tahun 1990-an hingga akhirnya menyusut di tahun 1970-an.
Dalam selembar batik Betawi, berbagai motif ikon Jakarta tampak megah. Mulai dari Tugu Monas, kembang kalapa, Si Pitung, tumbuh-tumbuhan tempo dulu hingga kuliner Betawi. Ada pula motif yang memperlihatkan kedekatan masyarakat Betawi dengan alam dan seni.
Nah, di balik ciri khasnya tersebut, batik Betawi dipengaruhi oleh budaya lain seiring akulturasi dengan suku bangsa lain.
Pengaruh Penggunaan Warna-warna Cerah oleh Budaya Cina
Dalam Kajian Motif Batik Betawi (2021), pengaruh budaya dari luar batik Betawi terlihat dari penggunaan keragaman warna yang digunakan, yakni warna merah, hijau, kuning hingga biru. Ini merupakan ciri khas pengaruh dari Cina dan membedakan secara jelas batik Betawi dengan batik-batik lain Nusantara.
Pengaruh Nilai-nilai religius Islam Budaya Islam
Masyarakat Betawi sudah menjadi satu sehingga budaya Betawi itu adalah budaya Islam itu sendiri. Ini dikarenakan budaya Betawi telah terimplementasikan budaya Islam.
Pengaruh perkembangan Islam yang salah satunya dibawa oleh pasukan Islam dari demak dan Cirebon membawa pengaruh penggunaan motif pada batik seperti penggunaan ragam hias Timur Tengah berupa medalion, wajit, arabest (kembang-kembangan) hingga adanya larangan dalam menggambarkan mahluk hidup.
Sejumlah upacara dalam adat istiadat Betawi seperti upacara pernikahan terlihat alkuturasi budaya Betawi dari budaya Islam, Cina, dan unsur pra-Islam (tidak mutlak pada konsep Hindu dan Budha) (Saidi, 1997:130).
Ramadani Wahyu