Senibudayabetawi.com – Pesor, hidangan khas Betawi satu ini kerap kali dianggap sebagai saudara kembar lontong, ketupat hingga buras. Namun, jika ditelisik lebih dalam, pesor memiliki ciri khas tersendiri. Hidangan ini banyak ditemukan di daerah Mampang dan wilayah di Jakarta Selatan.
Asal-usul Pesor memang belum tercatat secara pasti, namun kehadirannya dalam berbagai perhelatan adat Betawi, terutama saat hari raya, menunjukkan bahwa Pesor telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Betawi.
Biasanya, pesor disantap sebagai menu sarapan masyarakat Betawi. Menu sarapan semakin lengkap ditambah dengan sayur lelawar sebagai kuah menu sarapan. Wihh mantap sekali sobat senibudayabetawi.com.
Pesor memiliki bentuk yang khas, yaitu kotak. Berbeda dengan lontong, ketupat dan buras. Adapun tujuan pesor dibentuk sedemikian rupa agar lebih padat dan memiliki ukuran yang lebih kecil.
Sementara tekstur pesor cenderung lebih padat dan kenyal dibandingkan dengan lontong sehingga lebih mengenyangkan. Demikian pula cita rasa pesor lebih kaya dan kompleks gurih.
Meski pesor, ketupat, lontong dan buras sama-sama tak memiliki isi di bagian tengahnya, tapi di beberapa tempat penjual pesor memberikan topping khusus. Misalnya, ada yang menambahkan dengan taburan serundeng sehingga terasa lebih gurih.
Bahan yang digunakan untuk membuat pesor ini sangat sederhana yaitu, beras, air, daun pandan, garam. Pembuatannya pun cukup mudah, beras dicampur dengan air dan daun pandan lalu dimasak setengah matang hingga air habis terserap.
Lalu gunakan selembar daun pisang untuk meletakkan adonan, dan tiap 2 bungkus ditumpuk lalu diikat menjadi satu. Selanjutnya bungkusan dikukus selama +/- 1 jam hingga matang.
Pesor Betawi dan Pesor Lombok
Nah, menariknya pula sobat senibudayabetawi.com pesor tidak hanya ada di Betawi, tapi juga di Lombol. Meskipun sama-sama menggunakan beras sebagai bahan utamanya, namun keduanya memiliki karakteristik yang sangat berbeda.
Pesor Betawi lebih dari sekadar nasi bungkus. Hidangan ini memiliki cita rasa yang kaya berkat bumbu-bumbu khas Betawi yang meresap sempurna ke dalam nasi. Pesor Betawi dalam balutan daun pisang berbentuk kotak memiliki cita rasa gurih. Hidangan ini juga kerap hanya disajikan pada acara-acara tertentu saja dan lebih sering digunakan sebagai pengganti nasi.
Berbeda dengan pesor Betawi, di balik bentuk pesor Lombok yang kerucut justru mengedepankan kesederhanaan rasa. Pesor di Lombok biasanya dijasikan dengan plecing kangkung atau kuah lauk seperti ayam, daging dan ikan.
Ramadani Wahyu