Senibudayabetawi.com – Masyarakat Betawi pesisir sejak tempo dulu rentan terdampak banjir imbas semakin tingginya intensitas hujan. Sebagai solusi, mereka menangkal datangnya hujan dengan tradisi turun menurun bernama upacara mangkeng.
Upacara mangkeng berasal dari kata Pangkeng. Secara harfiah, pangkeng yaitu kamar atau ruangan di dalam rumah. Biasanya dalam rumah orang Betawi terdapat beberapa pangkeng.
Mulai dari pangkeng tamu yang digunakan untuk menerima tamu. Lalu ada pangkeng tengah yang ada di bagian tengah rumah, serta ada pangkeng tidur yang merupakan kamar tidur. Sementara dalam konteks upacara, mangkeng merupakan salah satu bentuk usaha orang Betawi untuk menangkal hujan untuk berbagai tujuan, seperti pernikahan hingga perayaan massal. Nah, lalu seperti apa peranan tukang pangkeng?
Peran Penting Tukang Pangkeng
Melansir p2k.stekom, pemimpin upacara mangkeng atau tukang pangkeng lebih kerap melakukan upacara mangkeng di pangkeng pendaringan.
Menariknya, selama kenduri berlangsung, pemimpin pangkeng tetap berada di dalam sembari berpuasa. Namun, puasa ini tak seperti dengan puasa biasa dalam agama Islam.
Tukang pangekeng harus berpuasa di tempat orang kenduri, tapi diperbolehkan makan dan minum di rumahnya sendiri. Biasanya, sekitar pukul 12 malam.
Kendati demikian, tukang pangkeng tak boleh mandi saat menjalankan tugasnya ini. Namun, ia diperbolehkan sesekali keluar untuk buang air atau pulang ke rumahnya.
Meski dalam menjalankan tugasnya tukang pangkeng lebih banyak duduk, ia juga bertanggung jawab mengatur keperluan makanan dan minuman untuk para tamu.
Tukang pangkeng ini juga menjadi pusat penerima barang bingkisan atau hadiah dari para sanak saudara, tetangga dan para undangan. Demikian, ia juga mengatur mulangin, yakni dengan mengisi kue-kue ke tempat bekas bingkisan yang akan dibawa kembali pulang oleh para tetangga dan undangan.
Terlepas dikenal karena kemampuannya menangkal hujan, tukang pangkeng juga dipercaya memiliki kemampuan untuk menarik minat dan hati para undangan berduyun-duyung ke rumah orang yang punya hajatan.
Bahkan, menurut kepercayaan orang Betawi tukang pangkeng mampu membuat para undangan ingin menikmati santapan yang disajikan meski Cuma ala kadarnya. Itu artinya, tukang pangkeng mampu mengendalikan nafsu makan para undangan yang datang.
Adapun tukang pangkeng sebenarnya paling mengetahui kondisi kampung dan rahasia masyarakat kampungnya. Meski demikian, sebagai seorang yang dpercaya masyarakat, tentu saja ia menutup erat rahasia yang dimilikinya dari konsumsi publik. Jika sekali saja ia membuka aib warga maka integritasnya sudah tecemar, sehingga ia tak lagi dipercaya.
Ramadani Wahyu