Senibudayabetawi.com – Khataman Quran atau biasa disebut dengan Tamatan Qur’an merupakan salah satu upacara penting bagi orang Betawi. Tradisi ini sarat akan nilai-nilai religius dan budaya Betawi yang kental sebab upacara ini dilakukan sebagai petanda bahwa seseorang telah dianggap mengerti ajaran Islam.
Istilah ‘ngasosi’ akrab dalam keseharian masyarakat Betawi. Apa itu? Ngasosi merupakan singkatan dari ngaji, sholat, dan silat yang merujuk pada kebiasaan baik ciri khas anak-anak muda di Betawi. Kemampuan ngasosi ini bahkan wajib dimiliki oleh anak-anak muda Betawi tempo dulu.
Ini menjadikan orang tua masyarakat Betawi berlomba-lomba untuk menanamkan pendidikan Islam, seperti ngaji sejak dini. Demikian mereka melakukan upacara khatam Quran atau tamatan Quran dengan penuh khidmat.
Tahapan Tradisi Tamatan Quran
Prosesi tamatan Quran dimulai dengan “nebus” di mana sang ayah menjemput anaknya yang telah tamat mengaji dari sang guru. Dalam tahapan ini, sang ayah membawa seekor ayam jantan yang dibungkus kain putih dan dicampur kembang tujuh rupa.
Tahapan ini justru sebagai simbol rasa syukur dan penghargaan kepada sang guru ngaji.
Selanjutnya yaitu upacara tamatan yang diadakan di masjid atau mushala dengan mengundang keluarga, kerabat dan para tetangga. Diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, lalu diteruskan dengan ceramah agama dan penampilan marawis.
Tahapan selanjutnya yaitu penyerahan ijazah dari guru ngaji kepada anak sebagai tanda pengakuan telah menyelesaikan bacaan Al-Quran. Lalu dilanjutkan doa dan santunan kepada anak-anak yatim piatu.
Makna Tradisi Tamatan Quran:
Tradisi Tamatan Quran memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Betawi, di antaranya sebagai:
- Simbol Kematangan Religius: Tradisi ini menandakan seorang anak telah mencapai tahap kematangan religius dengan menyelesaikan bacaan Al-Quran.
- Penghargaan kepada Guru Ngaji: Tradisi ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada guru ngaji atas dedikasi dan kesabaran mereka dalam mengajar.
- Upaya Meneruskan Tradisi Islam: Tradisi ini menjadi upaya untuk melestarikan nilai-nilai Islam dan budaya Betawi dalam generasi muda.
Ramadani Wahyu
[…] jawara memiliki ragam kegiatan budaya bernapaskan Islami, termasuk budaya Ngaji, Sholat dan Silat (Ngasosi). Konon, budaya yang dibawakan ulama dan para jawara Betawi ini mencerminkan pandangan hidup bagi […]