Maen Pukul Nek Aing, Silat Betawi yang Mulanya untuk Dakwah

Maen Pukul Nek Aing, Silat Betawi yang Mulanya untuk Dakwah

Senibudayabetawi.com – Maen pukul telah menjadi bagian tradisi dari masyarakat Betawi. Siapa sangka, ada salah satu maen pukul Betawi yang awal mulanya digunakan sebagai sarana dakwah. Adalah maen pukul Nek Aing.

Pengkreasi maen pukulan Nek Aing yaitu Kyai Mursalin bin Nailin. Orang Pulo memanggilnya Nek Aing. Kyai Mursalin dikenal sebagai guru agama Islam dan mubaligh di Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Panggang.

Seperti dikutip dalam buku karya G. J. Nawi yang berjudul Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi, maen pukulan Nek Aing awalnya digunakan sebagai sarana dakwah. Bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya maka harus mendalami agama Islam terlebih dahulu, misalnya mempelajari Sifat Dua Puluh dan Asmaul Husna.

Riwayah Maen Pukul Nek Aing

Kyai Mursalin. Lahir dan dibesarkan di Pulau Panggang. Ayahnya bernama Nailin, pendatang dari Cemplang, Cibatok-Bogor.

Kyai Mursalin merupakan keturunan Kyai Muhiddin dan Pangeran Jayakusuma. Nailin adalah seorang santri yang bersama adiknya, Nilun dikirim berdakwah, hijrah dari Cemplang, Cibatok-Bogor tanpa tujuan pasti.

Mereka naik getek menyusuri sungai hingga tiba di muara Cisadane, dan singgah di Desa Kramat Panjang, Rawa Sabang. Di daerah ini keduanya menetap dan menikahi gadis setempat hingga memiliki keturunan.

Saat membuka usaha sero di pesisir utara Jawa, Nailin dan Nailun beserta keluarganya transit di Pulau Payung, lalu membuka lahan untuk Bertani kelapa.

Pembukaan lahan terus dilakukan dan meluas hingga ke Pulau Kotok, Pulau Karya, dan Pulau Panggang. Sesampai di Pulau Panggang, mereka membangun rumah dan menetap dan berdakwah dengan mendirikan sekolah agama Islam. Sembari berdakwah, kakak beradik ini mengajarkan ilmu bela diri yang dibawa dari Bogor.

Putra Nailin yakni Kyai Mursalin atau Nek Aing mewarisi ilmu bela diri itu. Adapun metode yang diajarkan yaitu mengaji di mushala. Setelah shalat Isya, mereka turun ke halaman untuk berlatih maen pukulan.

Pengalaman berinteraksi serta berguru pada pendekar dari Parung Sapi, Bogor, Banten, Betawi, Bugis dan Mandar yang dijumpai di gugusan Kepulauan Seribu dan turut memperkaya perbendaharaan ilmu maen pukulan yang dimiliki Nek Aing.

Ia juga membuat formula baru dari ilmu bela diri milik keluarganya dari Bogor lalu terciptalah ilmu bela diri baru yang menekankan oleh batin, pernapasan, serta ilmu hikmah yang dibangun dari gerak fisik. Guna melumpuhkan lawan maka digunakan metode utama pengolahan tenaga dalam atau kracht sehingga lawan jatuh terpental.

Jurus dalam Maen Pukulan Nek Aing

Setidaknya, terdapat 99 gerak jurus dalam maen pukulan Nek Aing. Adapun nama-nama jurus tersebut diambil dari Asmaul Husna. Bentuk dasar jurus fisik yang sangat sederhana mendoorngkan satu atau kedua tangan yang disebut Jeblag sembari melafazkan nama Allah menggunakan kuda-kuda berdiri yang disebut dengan Alif Amantubillah.

Ciri Khas Maen Pukulan Nek Aing

Maen pukulan Nek Aing mempunyai ciri khas fisik yang disebut dengan Jeblag yaitu mendorongkan satu atau kedua tangan disertai pengolahan napas perut. Kuda-kuda tinggi dengan berdiri penuh di kedua kaki seperti layaknya orang yang sedang shalat.

Ciri khas lainnya yang bersifat nonfisik yaitu menjatuhkan lawan tanpa menyentuhnya. Dalam dunia ilmu bela diri metode ini disebut dengan Ilmu Kontak dengan memanfaatkan tenaga dalam.

Ramadani Wahyu

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.