Peran Habaib terhadap Perkembangan Budaya Betawi Tempo Dulu

Peran Habaib terhadap Perkembangan Budaya Betawi Tempo Dulu

Senibudayabetawi.com – Kedatangan para habaib melalui jalur perdagangan yang semula mencari kemakmuran ke Betawi lambat laun melahirkan komunitas hingga budaya. Tradisi di Betawi seperti ratiban, nyorog, rebana ketimpring hingga ziarah tak lepas dari peran para habaib ini.

Awal  mulanya,  habaib  dikenal  melalui  jalur  perdagangan  yang  pada  saat  itu komunitas  Arab  datang  ke  Betawi  untuk berdagang.  Tak sekadar menyiarkan agama Islam, mereka juga membangun fasilitas untuk mengajarkan agama Islam secara lebih luas. Misalnya, membangun madrasah pertama di Batavia bernama Madrasah Jamiat Khair pada 1905 dengan guru para ulama Betawi. Syiar Islamnya juga dilakukan melalui mengajarkan mengaji   dan membaca   kitab   kuning.

Dalam Kolaborasi Habaib dan Masyarakat Betawi dalam Melestarikan Budaya Lokal, para   habaib   pada   masa   itu   mempunyai   pengaruh   yang   signifikan   terhadap masyarakat  Betawi.  Ini karena para habaib tidak  hanya  mengajarkan  agama, tapi juga turut membangun komunitas melalui pembangunan perkampungan, seperti kampung Arab seperti Pekojan dan Condet.

Tradisi Betawi yang Melibatkan Habaib

Tradisi  khas  Betawi  yang  melibatkan  habaib  mempunyai  peran  penting  dalam pelestarian  budaya  lokal  dan  nilai-nilai  keagamaan.  Berikut  ini  beberapa  tradisi  yang melibatkan habaib di kalangan masyarakat Betawi:

  • Nyorog

Tradisi  pada  masyarakat  Betawi  Nyorog dilakukan dengan membagikan  bingkisan  makanan  kepada sanak saudara hingga keluarga. Saat ini, tradisi  Nyorog  mulai  pudar  namun  kebiasaan  mengirim  bingkisan masih sering dilakukan dan menjadi bagian dari perayaan keluarga.

  • Tradisi Ratiban (walimatul safar)

Ratiban merupakan ritual agama yang menjadi bagian dari tradisi masyarakat untuk melepas calon jamaah haji atau umroh. Pada ratiban ini keluarga yang ditinggalkan ikut serta dalam mengantarkan calon jamaah haji memakai konvoi

  • Rebana Ketimpring

Sebagai kesenian musik yang telah lama dikenal oleh umat Islam, rebana ketimpring juga sebagai media dakwah penyebaran ajaran agama Islam. Rebana berasal dari kata  Rabbana  artinya  Tuhan  Kami,  dikarenakan  rebana  digunakan  untuk  mengiringi lagu-lagu  bernuansa  Islami.  Pada  masyarakat  Betawi  mempunyai  peran  yang  sangat penting  dalam  acara-acara  keagamaan  seperti  pernikahan,  khitanan,  tujuh  bulanan, maupun maulid Nabi Muhammad.

Dinamakan ketimpring dikarenakan alat musik yang dipakai adalah rebana yang dipasangkan kelongkongan dan lonceng sehingga ketika dipukul berbunyi nyaring. 

  • Tradisi Ziarah

Tradisi  ziarah  dilakukan  untuk  menghargai  jasa-jasa  para  habaib  yang  telah memperjuangkan Islam khususnya di daerah Betawi. Ini dibuktikan pada hari-hari maupun  tanggal-tanggal  tertentu  telah  menjadi  suatu  kebiasaan  masyarakat  untuk melakukan ziarah-ziarah ke makam para ulama dan habaib.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.