Senibudayabetawi.com – Petasan, jauh sebelum dikenal untuk memeriahkan momen atau acara tak bisa terlepas dari acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Betawi.
Hampir di seluruh masyarakat Betawi petasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam memperingati berbagai acara, mulai dari pernikahan, hari raya Idul Fitri, sedang menjalankan puasa Ramadhan hingga pembacaan barzanji atau memperingati maulid Nabi Muhammad saw.
Dalam Tradisi Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Komunitas Etnis Betawi Kebagusan, panitia penyelenggara Maulid Nabi terlebih dahulu menyebarkan informasi pemberitahuan pada jama’ah baik yang berada di lokasi diadakannya Maulid maupun dari jama’ah luar.
Petasan untuk Memberitahukan Acara Maulid Nabi di Betawi
Tempo dulu, mereka kerap kali membunyikan petasan sebagai komunikasi antar kampung. Kampung lain pun yang berada di sekitar Kebagusan akan bertanya-tanya ada kegiatan apa sehingga petasan dibunyikan.
Setelah mengetahui adanya acara, apakah itu Maulid dan acara lain maka masyarakat sekitar Kebagusan akan beramai-ramai mendatanginya.
Namun, seiring perkembangan informasi, saat ini sudah tidak ada lagi yang membunyikan petasan untuk mengundang acara Maulid Nabi di Betawi. Mereka lebih suka menyebarkan pamflet, spanduk hingga undangan via digital.
Petasan untuk Mengiringi Pembacaan Al-Barzanji
Sementara dalam Tradisi Barzanji dalam Majlis Taklim di Betawi di Era Dunia Modern oleh Mastanah, petasan tidak lagi digunakan untuk mengabarkan acara Maulid Nabi, tapi mengiringi pembacaan Al-Barzanji.
jamaah laki- laki akan menyalakan petasan ketika sedang membaca Al-Barzanji pada saat berdiri (Mahal al-Qiyam). Adapun petasan yang dibunyikan mulai dari yang terkecil hingga petasan yang besar dan mempunyai suara menggema. Menariknya, lama waktu dalam menyalakan petasan yaitu mulai dari pertengahan berdiri sampai pada akhir bacaan ketika berdiri.
Urutan Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Betawi biasanya terdiri atas beberapa urutan kegiatan. Berikut ini urutannya.
1.Pembukaan
Setiap acara dimulai dengan pembacaan surah Al-Fatihah yang dipimpin oleh pembawa acara atau MC. Lalu dibacakan susunan acara Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
2.Pembacaan Do’a Arwah
Pembacaan do’a arwah dilakukan dengan membaca surah Al-Fatihah yang dikhususkan pada arwah Nabi Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya serta para sesepuh dan tokoh agama di Kebagusan, lalu arwah kaum muslimin dan muslimat yang telah meninggal dunia.
Kemudian dilanjutkan membaca surah Yaasin, surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali, Al-Falaq satu kali, An-Nass satu kali, membaca akhir surah Al-Baqoroh, membaca tahlil (laa ila haa illallah) sebanyak 33 kali, tahmid, tasbih, dan takbir masing-masing sebanyak tiga kali.
3.Pembacaan Riwayat Nabi Muhammad SAW Syair Barjanzi
Pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW yakni syair Barjanzi yakni pembacaan riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW dari awal hingga akhir hidupnya yang dikarang oleh Syeikh Ja’Far al-Barjanzi.
Pembacaan ini dilakukan oleh tiga orang pembaca. Adapun masing-masing orang membaca sebagian rawi hingga selesai. Pada saat Asyrakal, ketiga orang tersebut membacanya secara bersamaan diikuti para hadirin.
Pada saat inilah, hadirin berdiri bersama-sama untuk mengikuti pembacaan rawi tersebut. Saat Asrakal diiringi oleh iringan Rebana. Pada saat Asrakal pula terdapat satu orang yang berkeliling menyemprotkan minyak wangi ke tangan jama’ah diiringi daun mawar dan melati yang sengaja disebar ke setiap penjuru jama’ah. Ini dilaksanakan untuk menerbakan wewangian dan sebagai bukti pengangungan terhadap Nabi Muhammad SAW yang mempunyai keharuman seperti minyak kasturi.
4.Sambutan-sambutan
Sambutan atau sepatah kata disampaikan oleh ketua pelaksana, ketua masjid atau mushalla dan juga para instansi pemerintah yang hadir seperti Camat dan Lurah.
Saat sambutan, ketua pelaksana atau ketua masjid menyampaikan ucapan terima kasih pada masyarakat yang telah banyak membantu secara materil sekaligus permohonan maaf apabila Maulid Nabi Muhammad SAW.
5.Pembacaan Al-Quran
Pembaca Al-Quran saat Maulid Nabi pada umumnya yaitu surah al-Ahzab ayat 21 dan 40, al-Qalam ayat empat, al-Araf ayat 158 dan al-Anbiya ayat 107.
6.Ceramah Agama
Ceramah agama adalah acara yang ditunggu-tunggu masyarakat Betawi. Ibu-ibu sangat antusias bila penceramah menyampaikan nasihat agama dan kerap kali disertai humor dengan ceramah yang menarik.
7.Penutup dan Ramah Tamah
Setelah ceramah agama, perayaan Maulid Nabi Muhammad ditutup dengan doa dari sesepuh setempat. Namun, sebelum pembacaan doa, panitia pelaksana membagikan berkat pada para partisipan.
Ramadani Wahyu