Riwayat Tari Pencak Silat Betawi

Riwayat Tari Pencak Silat Betawi

Senibudayabetawi.com – Tari pencak silat Betawi merupakan tarian yang secara keseluruhan gerakannya diambil dari gerakan pencak silat. Menariknya, tarian ini juga diiringi oleh tetabuhan khusus yang disebut dengan gendang pencak, gambang kromong, serta gamelan topeng.

Nah, gaya dalam tari silat yang paling populer disebut gaya seray, gaya pecut, gaya rompas serta gaya bandul. Tari silat Betawi sendiri menunjukkan aliran atau gaya yang diikuti oleh masing-masing penari.

Sekali pun beberapa jenis tari yang berkembang di wilayah budaya Betawi memiliki unsur gerak-gerak pencak silat, seperti tari Blenggo, tari Uncul. Namun, secara khusus disebut tari Pencak Silat belum begitu lama berkembang. Ini disebabkan karena ahli-ahli persilatan Betawi pada masa lalu lebih mengutamakan isi daripada kembangan silat.

Kembangan dianggap membuang-buang waktu dan tak memiliki manfaat. Meski demikian, pendepat ini masih banyak terdapat pada kalangan pesilat Betawi hingga saat ini. Mereka berpikir bahwa silat bukan untuk dipamerkan, tapi untuk membela diri saat sewaktu-waktu diperlukan.

Aliran Silat Betawi

Di wilayah budaya Betawi, berkembang berbagai aliran silat seperti Lintau, Cimande, Ciomas, Sahbandar, Cikalong yang menimbulkan berbagai aliran pula seperti alisan Kwitang, aliran Tanah Abang, hingga Kemayoran.

Tari silat Betawi yang dengan sendirinya berunsurkan gerak-gerak silat menunjukkan aliran atau gaya diikuti penari masing-masing.

Berlainan dengan di Pasundan, tari Pencak Silat biasanya diiringi orkes Gendang Pencak maka pencak silat Betawi biasanya diiringi berbagai orkes seperti Gambang Kromong, Rebana Biang, dan sebagainya.

Ada pula yang menggunakan iringan orkes Gendang Pencak seperti grup Putra Betawi. Instrumen gendang pencak pada tari sialt Betawi hanya berfungsi pembawa irama saja. Sementara gendang pencak di Priangan bukan saja berfungsi sebagai pembawa irama, tapi juga memberikan aksentuasi pada gerakan-gerakan tari.

Festival Tari pencak Silat yang diselenggarakan oleh Pemerintah DKI Jakarta bekerja sama dengan Lembaga Kebudayaan Betawi pada tahun 1979 telah menjadi pendorong beberapa perguruan silat Betawi yang semula hanya mengajarkan isi saja dalam bentuk jurus.

Dalam Festival Tari Pencak Silat yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kesenian tahun 1977, diikuti kontingen-kontingen dari Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan DKI Jakarta.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.