Senibudayabetawi.com – Sobat senibudayabetawi.com pasti akrab dengan kata “gua” dan “elu” dalam bahasa Betawi. Siapa sangka ternyata bahasa ini adalah produk akulturasi dari masyarakat Tionghoa yang bermigrasi ke Batavia. Tingginya intensitas interaksi antara masyarakat Tionghoa yang bermigrasi ke Batavia melahirkan bahasa unik Betawi bercampur dengan Hokkien.
Ada hubungan menarik antara dialek Betawi dan budaya Tionghoa. Dalam Komunikasi Antarpribadi Pedagang-Pedagang Etnis Tionghoa di kawasan Pasar Pagi Lama (2018) dialek Betawi dan budaya Tionghoa memiliki hubungan yang erat sejak lama.
Pada masa lalu, banyak orang Tionghoa datang dan menetap di Jakarta, membawa serta budaya, bahasa, dan tradisi mereka. Interaksi antara masyarakat Betawi dan Tionghoa ini menciptakan pertukaran budaya yang kaya. Misalnya pengaruh bahasa Hokkien dalam dialek Betawi.
Sejarah dialek Betawi yang bercampur dengan bahasa Hokkien dimulai pada masa lalu ketika banyak penduduk Tionghoa berimigrasi ke Jakarta. Mereka membawa budaya, bahasa, dan dialek Hokkien mereka.
Variasi yang Unik antara Hokkien dan Dialek Betawi
Seiring berjalannya waktu, pengaruh bahasa Hokkien ini tercampur dengan dialek Betawi hingga melahirkan variasi yang unik. Misalnya, dalam dialek Betawi yang bercampur dengan bahasa Hokkien, terdapat kata “mio” yang dalam bahasa Hokkien berarti “saya”. Kata ini digunakan oleh masyarakat Betawi keturunan Tionghoa untuk menyatakan diri mereka sendiri.
Tak hanya itu, ada juga kata “kongsi” yang dalam bahasa Hokkien berarti “berbagi” atau “membagi”. Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari masyarakat Betawi keturunan Tionghoa.
Demikian pula sapaan “gue” dan “elu” yang digunakan dalam bahasa Betawi sebenarnya berasal dari bahasa Hokkien yang dipakai oleh komunitas Tionghoa di Jakarta.
Kata “gue” sebenarnya merupakan singkatan dari kata “gua” atau “gua lu” dalam bahasa Hokkien. Adapun artinya “saya” atau “aku”. Sedangkan kata “elu” merupakan singkatan dari kata “lu” dalam bahasa Hokkien, yang artinya “kamu” atau “engkau”.
Perkembangan Dialek Betawi
Dalam perkembangannya, dialek Betawi memiliki ciri khas yang unik dan dianggap keren oleh sebagian orang. Popularitas dialek Betawi sebagai bahasa ‘gaul’ juga dipengaruhi oleh tingginya budaya populer di Jakarta, seperti musik, film, dan media sosial.
Pun bahasa ini banyak digunakan oleh kalangan artis dan selebriti lokal dalam karya-karya mereka, sehingga semakin mempopulerkan penggunaan dialek ini.
Ramadani Wahyu