Gado-gado Betawi Masuk dalam Salad Terenak di Dunia 2024 Versi Taste Atlas

Gado-gado Betawi Masuk dalam Salad Terenak di Dunia 2024 Versi Taste Atlas

Senibudayabetawi.comGado-gado Betawi masuk dalam salad terenak di dunia 2024 versi Taste Atlas. “Saladnya orang Betawi” ini menduduki posisi ke-34 sebagai salad terenak di dunia. 

Gado-gado termasuk makanan Nusantara yang bisa ditemui hampir di setiap daerah. Menurut beberapa sumber, gado-gado awal mulanya yaitu di Kampung Tugu, Jakarta Utara yang dihuni oleh masyarakat keturunan Portugis.

Awal mulanya, masyarakat Betawi merupakan masyarakat agraris yang memang dekat dengan kehidupan pesisir. Mereka kerap kali mengandalkan hasil bumi serta laut sebagai sumber makanan utama. 

Selanjutnya seiring perkembangan zaman, masyarakat Betawi bersinggungan dengan bangsa-bangsa lain khususnya yang ada di Batavia. Ini melahirkan kuliner baru seperti halnya gado-gado. 

Salah satu akulturasi yang tampak jelas dari pengaruh Tionghoa. Ini terlihat dari penggunaan sayur-sayuran yang dicampur menjadi satu. Ini sama halnya dengan kebiasaan orang Tionghoa dalam memasak sayuran yang dijadikan satu saat mengolah. 

Kendati demikian masyarakat Tionghoa  mengolah beragam sayuran tersebut seminimal mungkin. Misalnya ditumis menjadi masakan capcay. 

Istilah “Gado-gado” Merujuk pada Pakan Hewan

Awalnya, istilah “gado-gado” kerap dipakai guna menyebut pakan hewan yang berasal dari campuran sisa-sisa makanan. Akan tetapi, selanjutnya istilah ini dipakai untuk menyebut salad sayuran dengan saus kacang yang dibawa oleh Portugis ke Indonesia.

Demikian nama “gado” pun dipercayai berasal dari kata “gadu”. Dalam bahasa Portugis “gadu” memiliki arti makanan yang dicampur-campur. 

Dilansir beragam sumber, mereka dibawa Belanda ke Indonesia pada abad ke-17 dan dijadikan budak. Lambat laun mereka mendirikan sebuah kampung yang bernama Kampung Tugu. Kata ini berasal dari kata Por-Tugu-Ese.

Saat itu, mereka tetap melestarikan budaya dan kulinernya pada kampung tersebut, seperti gado-gado. Dalam bahasa Portugis, istilah “gado-gado” berarti campur-campur. 

Versi lain menyebut bahwa gado-gado bermula dari Kerajaan Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Agung yang kehabisan beras saat melakukan penyerangan terhadap VOC di Batavia.

Saat itu, salah satu prajuritnya membuat sambal kacang dan kemudian disiramkan ke sayuran mentah yang ada di persawahan untuk “digado” yang dalam Bahasa Jawa berarti memakan lauk tanpa nasi. Nah berikut ini bahan dan cara membuat gado-gado Betawi. 

Bahan Gado-gado Betawi

150 gram kacang panjang, dipotong 2 cm

200 gram kol, diiris kasar, direbus sebentar

75 gram taoge, diseduh

1 buah labu siam, dikukus

1 buah tahu cina, digoreng

200 gram tempe, digoreng

2 buah ketimun, dipotong-potong

50 gram kerupuk kanji goreng

1 sendok makan bawang merah goreng

Bahan Saus

175 gram kacang tanah goreng

5 buah cabai merah rawit, direbus

3 siung bawang putih, digoreng

1/2 sendok teh garam

4 sendok teh gula merah sisir

125 ml air

2 sendok teh air asam dari 1 sendok teh dan 2 sendok makan air

2 buah jeruk limau, diperas airnya

Cara Membuat

  1. Saus, ulek bawang putih, cabai rawit, garam, gula merah,dan kacang tanah sampai halus.
  2. Tuang air sedikit sedikit sambil diulek sampai halus. Tambahkan air asam. Aduk rata. Masukkan air jeruk limau.Aduk rata.
  3. Campur semua sayuran. Aduk rata. Sajikan bersama kerupuk kanji dan taburan bawang merah goreng.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.