Senibudayabetawi.com – Musik marawis, lebih dari sekadar iringan, adalah cerminan semangat dan tradisi masyarakat Betawi. Dikenal dengan julukan “band gebok” karena gaya pukulannya yang khas, marawis telah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai upacara adat, terutama dalam perayaan pernikahan, sunat Betawi.
Namun, tahukah Anda bahwa marawis memiliki beragam jenis dengan tempo dan karakteristik yang berbeda-beda? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai ragam jenis musik marawis yang mengiringi berbagai momen penting dalam kehidupan masyarakat Betawi.
Musik khas marawis yang energik dan bernuansa Islami kerap kali mengundang antusiasme dari masyarakat yang mendengarkannya. Irama pukulannya uang menghentak juga membangkitkan semangat baru.
Meski seni marawis identik dengan instrumen hajir dan marawis, dalam perkembangannya, peralatannya bertambah banyak ragam dan modifikasinya, seperti simbal, gendang batu atau kepra, gendang dumbuk, dan otekan sebagai pelengkap musik.
Dalam Ensiklopedia Seni Budaya Islam di Nusantara, marawis biasa hadir dalam perayaan ngarak penganten baik sunat maupun pernikahan Betawi. Menariknya, marawis dibagi menjadi berbagai jenis musik yang sesuai dengan kebutuhannya. Nah, perbedaan jenis musik marawis ini sesuai dengan tempo atau kecepatan pukulan. Berikut ini penjelasannya ya sobat senibudayabetawi.com!
Sarah
Merupakan jenis pukulan dengan tempo yang cepat (dengan ketukan 4/4) dan kecepatan ini relatif stabil sepanjang lagu. Biasanya jenis musik ini digunakan untuk ngarak, seperti ngarak penganten pria, pertemuan penganten laki-laki dengan perempuan dalam palang pintu, hingga ngarak penganten sunat.
Selain itu sarah juga dapat digunakan untuk majlas (pengajian yang diadakan di panggung). Sarah biasanya berisi lantunan shalawat (pujian) kepada Nabi Muhammad Saw.
Zapin
Yakni jenis pukulan yang temponya lambat (dalam ketukan 2/3) dan kecepatan ketukannya relatif tidak stabil. Misalnya, pada awal lagu bisa saja dimulai dengan tempo lambat, tapi semakin cepat dan pada akhirnya perlahan melambat lagi.
Nah, khusus untuk tempo zapin ini biasanya digunakan untuk majlas, tapi tidak bisa digunakan untuk ngarak. Lagu-lagunya biasanya berupa lagu Melayu. Bahkan keterangan dari pemimpin salah satu kelompok marawis, jenis ini telah digunakan pada lagunya Hamdan ATT (penyanyi dangdut).
Jahep
Ketukan jahep atau jaipe adalah jenis yang ‘rame’, lagu-lagunya berirama cepat dengan iringan pukulan yang cepat pula. Biasanya Jahep hadir untuk mengiringi majlas, yaitu acara pengajian di panggung. Seperti halnya Zapin, Jahep tidak bisa digunakan untuk ngarak. Lagu-lagu Jahep banyak berasal dari Timur Tengah dan berbahasa Arab seperti Helemalela, Marhabibi Salam.
Namun, ada pula jenis yang berbentuk pantun berbahasa Melayu yang biasanya khusus dibawakan pada acara pengantin. Berdasarkan bahasa, ada dua jenis syair lagu yang biasa diiringi marawis, yaitu berbahasa Arab dan berbahasa Melayu. Lagu yang berbahasa Arab dibedakan menjadi lagu yang merupakan Shalawat kepada Rasul dan yang hanya bersifat hiburan.
Ramadani Wahyu