Pesona Tari Kinang Kilaras: Wajah Bahagia Wanita Betawi dalam Setiap Gerakan

Pesona Tari Kinang Kilaras: Wajah Bahagia Wanita Betawi dalam Setiap Gerakan

Senibudayabetawi.com – Seni tari merupakan salah satu refleksi identitas budaya yang dimiliki semua daerah di Indonesia, tak terkecuali Jakarta. Orang Betawi mempunyai beberapa tarian yang eksis dan populer hingga saat ini.

Seperti kita ketahui sobat senibudayabetawi.com bahwa budaya Betawi dikenal kaya akan kekayaan ragam tarinya beserta makna tariannya. Ada yang mengisahkan tentang asmara, keberanian hingga suka cita perempuan Betawi. Salah satu yang akan kita bahas yaitu tari Kinang Kilaras yang menceritakan wanita Betawi nan elok dan bahagia.

Tari kreasi bernama Kinang Kilaras ini merupakan tarian khas Betawi yang diperkirakan mulai ada sejak tahun 2002. Di balik gerakannya yang lincah dan gemulai, tarian ini mengisahkan betapa bahagianya wanita elok Betawi yang mendiami Jakarta.

Perpaduan Gerak Tari Topeng dan Cokek

Seperti halnya muasal tari Kinang Kilaras berasal dari istilah kinang yang berarti nama tokoh Betawi yaitu Mak Kinang dan Kilaras berarti selaras. Tarian ini mengambil dasar gerakan perpaduan dari tari Topeng dan Cokek.  

Diketahui bahwa Mak Kinang merupakan pencipta tari Topeng Betawi. Ia bersama dengan Kong Djioen telah menciptakan tari tradisi Betawi yang terinspirasi dari tari Topeng Cirebon ini sejak 1930.

Sebelum populer sebagai tarian pertunjukkan, awal mula tari yang dimainkan dengan topeng ini dipercaya dapat menjauhkan malapetaka dan marabahaya. Berdasarkan keyakinan cerita-cerita leluhur, topeng telah dianggap sebagai hal mistis dan dikaitkan dengan roh-roh yang dianggap dewa.

Meski tari Kinang Kilaras terinspirasi dari tari Topeng, para penari tarian ini tak mengenakan topeng. Namun, beberapa ragam gerak seperti pijakan dalam tarian Kinang kilaras ini dikembangkan dari campuran gerakan tarian topeng dan cokek.

Beberapa ragam gerak yang dikembangkan diantaranya adalah gerak kewer, selancar, pablang, blontur, silat, dan goyang pinggul (goyang cendol dan goyang plastik). Adapun aksesoris yang dikenakan dalam tarian ini yaitu selendang agar tarian semakin gemulai.

Untuk kostum yang dikenakan antara lain siger, tusuk konde, bunga posisi berdiri, hiasan, dan anting untuk bagian kepala. Sementara untuk bagian badan digunakan modifikasi toka-toka, kebaya, ikat pinggang, amprok, dan selendang. Sedangkan bagian bawahan tarian ini menggunakan kain betawi.

Aura kecantikan dan keelokan wanita Betawi semakin terlihat saat penari menggoyangkan tubuhnya diiringi oleh musik iringan dari lagu Petik Kelapa. Lagu ini diaransemen oleh Sudaryana dengan komposisi musik kromong yang kuat.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.